"kami pekerja, suka membaca"

Rabu, 01 Agustus 2012

Sri Mulyani? Menyibak Tabir Bank Century

Pengarang : Steve Susanto
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
No : SPPT.0160-DP-0409


 Nama Sri Mulyani belakangan ini mencuat lagi ke permukaan setelah Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) yang masih berjuang untuk bisa ikut pemilu 2014 memastikan akan mengusungnya sebagai calon presiden untuk pemilu 2014.
Terakhir, namanya mencuat ketika ramai-ramai kasus dana talangan (bail out) Bank Century dipersoalkan Pansus DPR yang membuat Sri Mulyani akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), namun kemudian diberi kepercayaan oleh pihak World Bank (Bank Dunia) sebagai Managing Director di situ hingga saat ini.
Mencuatnya nama Sri Mulyani mendapat banyak tanggapan dari para pengamat dan politisi. Secara umum, para pengamat tidak meragukan kemampuannya secara intelektual. Hanya saja, ia dianggap masih terganjal atau terkait dengan kasus Century. Ini yang jadi ganjalan utama Sri Mulyani jika ia nantinya maju dalam pemilu 2014.
Bagaimana sebetulnya posisi Sri Mulyani dalam kasus Century ini? Apakah ia bersalah? Secara hukum, tidak ada ketetapan hukum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebut Sri Mulyani bersalah dan melakukan korupsi dalam kasus ini. Semua mengakui ini. Tapi, politik selalu bicara lain. Ini masalahnya.
Buku Mengapa Sri Mulyani? Menyibak Tabir Bank Century karya Steve Susanto ini menjadi salah satu bahan penting untuk melihat Sri Mulyani dalam pusaran kasus Bank Century secara lebih adil.
Steve melihat bahwa Sri Mulyani adalah seorang jenius dan berintegritas tinggi serta tokoh penyelamat negara dari terpaan krisis ekonomi 2008, tapi kemudian disudutkan sedemikian rupa, serta menjadi ‘korban’ atau ‘dikorbankan’, melalui deal-deal politik.
Sri Mulyani mengundurkan diri, bukan sekadar karena alasan ada tawaran sebagai Managing Director di World Bank, tapi juga karena deal-deal politik para koboi senayan saat itu. Dalam sebuah pernyataannya, Sri Mulyani mengatakan bahwa mestinya seorang pemimpin tidak mengorbankan anak buahnya sendiri. Sri Mulyani menyadari dirinya ‘korban politik’.
Sri Mulyani memang bukan seorang politikus, tapi seorang ekonom profesional jenius yang bahkan oleh majalah Forbes dinobatkan sebagai wanita ke-23 di dunia yang paling berpengaruh pada 2008, dan oleh majalah Globe Asia dinobatkan sebagai wanita ke-2 paling berpengaruh di Indonesia pada 2007.
Di World Bank sendiri, dialah wanita pertama Indonesia yang menduduki jabatan prestisius, yakni bertanggung jawab atas operasional ekonomi di tiga kawasan: Amerika Latin dan Karibia; Timur Tengah dan Afrika Utara; serta Asia Timur dan Pasifik.
Di dalam negeri, sudah banyak reformasi yang dilakukan Sri Mulyani, terutama di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Ditjen Pajak, selain kontribusi besarnya dalam menyelamatkan Indonesia dari krisis 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar