Pengarang : Steve Susanto
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
No : SPPT.0160-DP-0409
Nama Sri Mulyani belakangan ini mencuat lagi ke permukaan setelah
Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) yang masih berjuang untuk bisa
ikut pemilu 2014 memastikan akan mengusungnya sebagai calon presiden
untuk pemilu 2014.
Terakhir, namanya mencuat ketika ramai-ramai kasus dana talangan
(bail out) Bank Century dipersoalkan Pansus DPR yang membuat Sri Mulyani
akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan
(Menkeu), namun kemudian diberi kepercayaan oleh pihak World Bank (Bank
Dunia) sebagai Managing Director di situ hingga saat ini.
Mencuatnya nama Sri Mulyani mendapat banyak tanggapan dari para
pengamat dan politisi. Secara umum, para pengamat tidak meragukan
kemampuannya secara intelektual. Hanya saja, ia dianggap masih terganjal
atau terkait dengan kasus Century. Ini yang jadi ganjalan utama Sri
Mulyani jika ia nantinya maju dalam pemilu 2014.
Bagaimana sebetulnya posisi Sri Mulyani dalam kasus Century ini?
Apakah ia bersalah? Secara hukum, tidak ada ketetapan hukum dari Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebut Sri Mulyani bersalah dan
melakukan korupsi dalam kasus ini. Semua mengakui ini. Tapi, politik
selalu bicara lain. Ini masalahnya.
Buku Mengapa Sri Mulyani? Menyibak Tabir Bank Century karya Steve
Susanto ini menjadi salah satu bahan penting untuk melihat Sri Mulyani
dalam pusaran kasus Bank Century secara lebih adil.
Steve melihat bahwa Sri Mulyani adalah seorang jenius dan
berintegritas tinggi serta tokoh penyelamat negara dari terpaan krisis
ekonomi 2008, tapi kemudian disudutkan sedemikian rupa, serta menjadi
‘korban’ atau ‘dikorbankan’, melalui deal-deal politik.
Sri Mulyani mengundurkan diri, bukan sekadar karena alasan ada
tawaran sebagai Managing Director di World Bank, tapi juga karena
deal-deal politik para koboi senayan saat itu. Dalam sebuah
pernyataannya, Sri Mulyani mengatakan bahwa mestinya seorang pemimpin
tidak mengorbankan anak buahnya sendiri. Sri Mulyani menyadari dirinya
‘korban politik’.
Sri Mulyani memang bukan seorang politikus, tapi seorang ekonom
profesional jenius yang bahkan oleh majalah Forbes dinobatkan sebagai
wanita ke-23 di dunia yang paling berpengaruh pada 2008, dan oleh
majalah Globe Asia dinobatkan sebagai wanita ke-2 paling berpengaruh di
Indonesia pada 2007.
Di World Bank sendiri, dialah wanita pertama Indonesia yang menduduki
jabatan prestisius, yakni bertanggung jawab atas operasional ekonomi di
tiga kawasan: Amerika Latin dan Karibia; Timur Tengah dan Afrika Utara;
serta Asia Timur dan Pasifik.
Di dalam negeri, sudah banyak reformasi yang dilakukan Sri Mulyani,
terutama di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Ditjen Pajak,
selain kontribusi besarnya dalam menyelamatkan Indonesia dari krisis
2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar