Pengarang : Olle Tornquist
Penerbit : Komunitas Bambu
No : SPPT.0227-DP-0409
Buku ini dicap sebagai “bacaan berbahaya” sejak pertama kali terbit
dalam bahasa Swedia 30 tahun lalu. Tetapi sebagai karya daya tariknya
bukan hanya pada bagaimana kekuasaan Orba begitu takut pada buku ini,
melainkan cara Olle Tornquist menempatkan pokok pembahasan atas
Peristiwa G30S 1965.
Tornquis mengupas persoalan yang hampir tidak pernah dicermati dengan
sungguh-sungguh di dalam karya-karya para peneliti maupun pelaku
peristiwa G30S 1965. Apakah yang menyebabkan PKI gagal dan apa saja
dampak dari kegagalan itu bagi Indonesia? Apa penyebab para pemimpin PKI
terlibat dalam G30S, apakah cuma sial dan keliru langkah seorang Aidit
belaka atau itulah buah pilihan jalan PKI untuk menyingkirkan “strategi
borjuis” seraya menggenjot partai memobilisasi petani? Apakah Aidit
mengkhianati partai dan terlibat petualangan rahasia serta elitis?
Apakah PKI terlalu doktriner sehingga melakukan kesalahan membaca
kondisi yang kemudian mudah dihancurkan dan sejauh ini gagal bangkit
kembali?
G30S berdampak panjang dan sangat mahal bagi Indonesia. Setelah
1965/1966, pengumpulan keuntungan melalui pemerasan produsen dan
pedagang kecil menjadi sangat kejam dan didukung negara. Ini membuat
akhirnya bukan tuan tanah dan kapitalis swasta saja yang menjadi musuh
utama rakyat negeri agraris, tetapi juga negara. Tidak adanya kesempatan
kaum nasionalis untuk memperkaya diri lewat usaha-usaha kapitalis
memunculkan strategi baru, yaitu menggunakan kekuasaan dan jabatan untuk
mengontrol kegiatan-kegiatan bisnis. Sejak 1950-an,
perusahaan-perusahaan fiktif—sesuatu yang dilanjutkan Orde Baru—adalah
hal yang jamak di Indonesia. Korupsi dan hubungan bisnis karena
kepentingan dan hubungan pribadi mendapatkan akarnya sebagian dari
upaya-upaya negara dan militer memberangus PKI. Dan karena itulah buku
Torquist ini tidak hanya menjadi sangat relevan bagi Indonesia masa
kini, tetapi juga aktual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar