"kami pekerja, suka membaca"

Senin, 24 September 2012

Bumi Manusia

Pengarang : Pramoediya Ananta Tour
Penerbit : Lentera Dipantara
No : SPPT.0216-DP-0409






Indonesia patut bangga mempunyai Pramoedya Ananta Toer. Menurut saya, belum ada lagi buku dari Indonesia sebaik Bumi Manusia. Buku ini adalah sumbangan Indonesia untuk dunia.

Tapi Indonesia sendiri sempat memperlakukan Pramoedya secara tidak layak. Dia menulis buku ini di tahanan pengasingan pulau Buru. Dia menceritakan buku ini sebelum ditulis kepada tahanan-tahanan lain. Dia dilarang memiliki alat tulis, jadi dia menulis secara sembunyi-sembunyi dengan apapun yang dijumpainya, kertas bekas, kertas bungkus rokok, dan sebagainya. Tak jarang ketahuan aparat penjara, naskah tulisannya akan dirampas dan dibakar.Setelah dia bebas, dia berusaha sekuat tenaga untuk merekonstruksi novel ini kembali. Setelah diterbitkan pun, pihak yang berwajib kala itu (rezim orde baru) melarang peredaran buku ini dengan alasan meyebarkan komunisme dan Marxisme. Hal ini sebenarnya tidak terbukti karena dalam buku itu tidak satu kalipun disebutkan kata komunisme dan Marxisme, maupun membahas ajarannya.

Buku ini bercerita tentang masa penjajahan Belanda atas Indonesia. Minke, tokoh dalam novel ini adalah seorang Jawa yang beruntung bisa bersekolah bersama-sama bangsa Belanda dan keturunannya. Dia adalah anak seorang Bupati yang dianggap layak hidup berdampingan bersama orang Belanda. Minke berprofesi sebagai penulis yang dihormati pada media-media berbahasa Belanda.

Meskipun dapat mengecap pendidikan Belanda, dia membenci teman-temannya yang benar-benar keturunan Belanda, baik Belanda Totok maupun Indo. Dia merasakan benar-benar ketidakadilan antara masyarakat Belanda dan rakyat pribumi.
Kemudian Minke berkenalan dengan istri simpanan seorang Belanda yang bernama Nyai Ontosoroh. Nyai Ontosoroh memiliki anak yang cantik bernama Annelies. Nyai Ontosoroh adalah wanita yang tak biasa dan tradisonal. Meskipun dia wanita yang tak berpendidikan formal, dia menguasai pengetahuan melalui buku-buku dan pengalaman dan pengamatan pribadi. Nyai Ontosoroh adalah wanita yang berpikiran lebih luas dari wanita-wanita bangsanya yang dilemahkan dan termasuk perempuan yang provokatif.

Meskipun begitu, dia adalah wanita yang dianggap rendah oleh bangsanya sendiri karena telh menjadi budak nafsu seorang Belanda, meskipun dia tidak memiliki pilihan lain. Anaknya, Annelies, kemudian menikah dengan Minke, tapi tidak diakui oleh pemerintah Belanda. Ayahnya yang seorang Belanda pemabuk, Herman Mellena, menentang Minke yang dianggapnya seorang pribumi rendah.

Itulah gambaran yang dilukiskan oleh Pramoedya Ananta Toer, gambaran mengenai inferioritas bangsa ini. Gambaran ini bahkan masih relevan dalam masa ini. Bangsa kita selama ini masih rendah tingkat pendidikan, dan harus berhamba terhadap bangsa lain.

Ini adalah novel anti-imperialisme. Novel yang membela kemanusiaan di atas segala entitas politik lainnya, sesuai judulnya, Bumi Manusia. Rasisme bukan dikumandangkan dari negeri-negeri tak berpendidikan, tetapi malah terutama oleh bangsa Eropa. Adalah ironi bagaimana orang Eropa (kala itu) memandang manusia di Asia dan Afrika. Manusia pribumi dianggap oleh manusia Eropa sebagai manusia yang savage (tak beradab), yang asing (strange), yang berjalan dengan telapak kaki tanpa alas dan makan dengan kelima cakar kita. Alhasil, Eropa dianggap sebagai satu-satunya referensi peradaban yang mulia. Inilah awal mula dari penindasan dan penjajahan. Ini adalah buku yang melihat manusia Eropa dari sudut pandang kita yang asing. Bangsa Eropa mengagumi kekayaan dan keindahan alam Hindia Belanda, tapi merasa bahwa penghuninya adalah masyarakat kelas dua, sekelas budak yang tidak mampu berpikir dan berdaya. 

Menurut Pramoedya, pendidikan adalah poin yang terpenting dari perlawanan terhadap penjajahan. Bangsa yang terdidik adalah bangsa yang mampu menjadi setara dengan bangsa lain. Bangsa yang terdidik adalah bangsa yang mampu menentukan nasib sendiri. Pendidikan adalah kunci dari kemerdekaan. Pendidikan adalah emansipasi, bukan monopoli golongan.

Sementara di negeri ini, rakyat terus terjajah. Novel yang emansipatoris seperti ini bahkan dilarang oleh pemerintah, seolah mengulang kembali ketakutan penjajah Belanda akan rakyat pribumi yang berpendidikan. Pendidikan saat ini pun cenderung elitis. Pendidikan di negeri seperti perahu Nabi Nuh, hanya sebagian kecil golongan yang bisa masuk, yang lain akan tenggelam dalam air bah. Hanya sebagian kecil orang kaya yang bisa bersekolah tinggi saat ini, sama dengan yang diceritakan Pramoedya semasa penjajahan Belanda. Kita negeri yang sulit belajar.


Orientasi Sufistik Cak Nur,Komitmen Moral Seorang Guru Bangsa

Pengarang : Sudirman Teba
Penerbit ; Dian Rakyat
NO ; SPPT.0215-DP-0409

Aku Ini Binatang Jalang

Pengarang : Chairil Anwar
Penerbit : Pt Gramedia Pustaka utama
NO : SPPT.0214-DP-0409






Selama ini kita tidak bisa menemukan sajak-sajak Chairil Anwar dalam satu buku. Sebagian kita temukan dalam Deru Campur Debu dan Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus, sedangkan sebagian lagi kita jumpai dalam Tiga Menguak Takdir dan Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45. Akan tetapi, sajak-sajak yang terdapat dalam pelbagai buku itu sekarang disatukan dalam Aku Ini Binatang Jalang ini.

Selain keseluruhan sajak asli, dalam koleksi ini juga dimuat untuk pertama kalinya surat-surat Chairil yang menggambarkan "keadaan jiwa"nya kepada karibnya, H.B. Jassin. Sudah sepatutnyalah setiap pecinta sastra Indonesia memiliki koleksi sajak penyair yang "mau hidup seribu tahun lagi" ini.


Selasa, 18 September 2012

Banalitas Kekerasan (Telaah Pemikiran hannah Arendt tentang kekerasan Negara)

Pengarang : Rieke Diah Pitaloka
penerbit ; Koekoesan
No : SPPT.0210-DP-0409








Sinopsis Buku:
Kerusuhan, kekerasan, dan pembunuhan menjadi warna politik Indonesia sejak 1965. Korban berjatuhan, namun para pelaku seperti tidak merasa bersalah. Banyak pelaku merasa telah memenuhi tugas. Dengan tiadanya sanksi hukum, ketumpulan nurani mereka semakin menemukan persembunyiannya. Buku ini adalah usaha untuk membedah mekanisme yang telah menghasilkan manusia-manusia pembunuh tak berperasaan, pelaku kekerasan yang tidak memiliki kesadaran dan dalang kerusuhan yang tumpul nurani. Dengan ungkapan yang menghentak dan mengusik permenungan, Rieke memaparkan mekanisme terciptanya pelaku-pelaku banalitas kejahatan.

Konflik Kepentingan Outsourcing dan Kontrak dalam UU .13 Tahun 2003

Pengarang : Dr.Muhctar Pakpahan S.H,MH
Penerbit : PT Bumi Intitama Sejahtera
N0 : SPPT.0209-DP-0409

Senin, 17 September 2012

Wikileaks (Situs Paling bahaya Di Dunia)

Pengarang : Haris Priyatna
Penerbit : Mizan
No : SPPT.0208-DP-0409






Video yang menggambarkan tentara Amerika menembaki warga sipil di Irak sambil tertawa-tawa itu menghebohkan dunia. Pengunggahnya adalah situs Web bernama WikiLeaks. Situs pembocor rahasia itu diduga mempunyai sekitar 250 ribu kawat diplomatik, tapi sampai hari ini baru membocorkan sekitar 2.500 kawat saja.

Kebocoran WikiLeaks adalah kebocoran yang paling besar dalam sejarah intelijen. Dari bocoran-bocoran itu, terungkaplah konspirasi perang, korupsi korporasi, suap-menyuap bisnis minyak, dan tekanan-tekanan politik. Sudah pasti situs itu segera diserang. Pemimpinnya, Julian Assange, ditangkap dengan tuduhan yang direkayasa. Kisah kehidupan Assange “the Robin Hood of Hacking” ini tak kalah menariknya dibandingkan kisah WikiLeaks sendiri, karena ia punya masa lalu yang misterius.
Selain memuat bocoran-bocoran kontroversial, termasuk yang menyangkut Indonesia, buku ini juga menyingkap fakta-fakta kontroversial tentang Julian Assange dan WikiLeaks, antara lain:

Ø      Apakah benar markas WikiLeaks berada di dalam bungker yang tahan serangan nuklir?
Ø      Bagaimana cara kerja WikiLeaks sehingga bisa mendapat begitu banyak dokumen rahasia negara?
Ø      Siapa investor di balik organisasi ini? Benarkah George Soros ada di belakangnya?
Ø      Tahukah Anda bahwa Julian Assange itu kutu buku yang ber-IQ di atas 170?
“Buku ini adalah potret paling mutakhir kisah pengusung suara keterbukaan dalam berjuang melawan manipulasi informasi di dunia yang masih penuh sensor, ketertutupan, dan kerahasiaan.”
Idi Subandy Ibrahim, peneliti komunikasi politik


Karya Haris Priyatna ini penting karena fenomena WikiLeaks telah membuka mata banyak pihak mengenai berbagai kecurangan dan konspirasi tingkat tinggi.
Buku ini wajib dibaca!”
Aan Satriani, mantan redaktur Republika, Master of Arts in Journalism & Mass Communication di Griffith University, Australia

Jumat, 14 September 2012

150 Prinsip Sukses kepemimpinan Terdashsyat Sepanjang Tahun

Pengarang : Hendrati Aila
Penerbit : Araska publisher
No : SPPT.0207-DP-0409









Cari Uang Modal leptop doang!!

Pengarang : Pemungkas Sigit Cemerlang
Penerbit : Cemerlang Publishing
No : SPPT.0206-DP-0409

lenin,Stalin Dan Hitler (Era Bencana Sosial)

Pengarang : Robert Gellately
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
No : SPPT.0205-DP-0409







Lenin, Stalin, dan Hitler menuturkan malapetaka sosial dan politik kolosal yang menimpa Eropa antara tahun 1914 dan 1945. Dalam sebuah periode yang nyaris terus bergolak, masyarakat mengalami transformasi oleh dua perang dunia, Revolusi Rusia, Holocaust (pembantaian orang Yahudi oleh Nazi), dan kebangkitan serta kehancuran Third Reich (negara fasis Jerman di bawah pemerintahan Nazi).
Menurut Robert Gellately, semua tragedi itu sangat saling berkaitan dengan tiga tokoh utama di periode itu--Lenin, Stalin, dan Hitler. Pemerintahan diktator mereka dikupas dari sisi sosial dan sejarah, dan kesamaan serta perbedaan ketiganya dicatat dengan cermat. Buku ini menelusuri eskalasi konflik antara Komunisme dan Naziisme, khususnya peranan kebencian Hitler pada apa yang disebutnya "Bolshevisme Yahudi".
Lenin, Stalin, dan Hitler menunjukkan betapa persaingan sengit antara Stalin dan Hitler akhirnya memicu perang pemusnahan dan genosida. Gaung pergolakan raksasa itu masih dirasakan di mana-mana sampai saat ini.

"Sebuah penuturan yang sangat mengesankan tentang tragedi-tragedi yang menimpa dunia selama 50 tahun pertama abad ke-20. Kehebatan buku ini--tak seperti karya-karya kebanyakan sejarawan lain yang memperlakukan Lenin sebagai idealis berniat baik--adalah Robert Gellately menempatkan Lenin di sisi Stalin dan Hitler sebagai pendiri barbarisme modern." --Richard Pipes, Baird Professor of History Emeritus, Harvard University

Kamis, 13 September 2012

Berutang Dengan Cerdas (Strategi Berutang Yang Terencana ,Terukur dan Terkendali)

Pengarang : Jonny Djohari
Penerbit : Pt Elex Media Komputindo
No : SPPT.0204-DP-0409







Buku pedoman bagi masyarakat yang ingin berutang dengan tetap terukur, terkendali, dan terencana sesuai kebutuhan dan perencanaan anda.

Bagaimana Menggunakan Waktu 8 jam Setara Dengan Produktivitas 24 Jam

Pengarang : Daniel Ahsan
Penerbit : Manika Books
No : SPPT.0203-DP-0409

Orang rumahan Juga Bisa Kaya

Pengarang : Maureen Eliana
Penerbit : Cahaya Atma
No : SPPT.0202-DP-0409







Ibu rumah tangga tidak bisa jadi kaya?
Pensiunan berarti berhenti berkarya?
Di rumah tidak bisa dapat uang?

Itu dulu. Sekarang...Orang umahan pun Bisa Kaya. Baik Anda adalah seorang ibu rumah tangga, seorang pensiunan, pekerja lepas, atau siapapun, bisa menghasilkan pemasukan yang tidak bisa diremehkan dengan berbisnis dari rumah. Dalam buku ini Anda dapat menemukan berbagai macam aneka bisnis rumahan yang cocok dijalankan dari rumah Anda. Tidak perlu takut mengenai usia ataupun kemampuan Anda, karena di dalam buku ini Anda disuguhi cara-cara memulai usaha, kendala dan solusi. kunci sukses, dan tips bisnis rumahan secara praktis, dan bukan hanya teori.
Jadi, tunggu apalagi?
Jadilah pebisnis sukses dari rumah Anda sendiri.
Dan jadilah kaya!

Upah ,Harga dan Laba

Pengarang ; LWG
Penerbit : LWG
No : SPPT.0201-DP-0409

Organisasi Serikat Buruh

Pengarang : LWG
Penerbit : LWG
No : SPPT.0200-DP-0409

Kursus Pemula Untuk Buruh: Gerakan Serikat Buruh

Pengarang ; LWG
Penerbit : LWG
No : SPPT.0199-DP-0409

Rabu, 12 September 2012

Tindak Pidana Terhadap Kehormatan

Pengarang : Dr lenden Larpaung S.H
Penerbit : Sinar Grafika
No : SPPT-0198-DP-0409











Venesia Dari Timur : Memaknai Produksi dan refreduksi Simbolik KOTA PALEMBANG dari Kolonial Sampai Pascacolonial

Pengarang : Dedi Irwanto Muhamad Santun
Penerbit ; Ombak
No : SPPT.0197-DP-0409










Buku ini secara konkret memberikan tubuh kepada semangat dan jiwa interdisipliner Karena pendekatan yang diambilnya dalam mengulas sejarah dan perkembangan Kota  Palembang sejak zaman kolonial hingga kini berisi jalinan pelbagai pisau analisis dan sudut pandang, seperti semiotika, strukturalisme, kritik ideologi, ilmu sejarah, perencanaan kota, kajian teks, dan studi identitas.
Dalam buku ini, Palembang disoroti tidak hanya sebagai sebuah konstruksi fisik, melainkan pula sebagai sebuah konstruksi ideologis, dan sangat menarik menyaksikan bagaimana tegangan antara keduanya menjadi bingkai pengembangan Kota Palembang dari zaman ke zaman. Sebagai sebuah kota yang lokasinya di luar Pulau Jawa tetapi tidak terlalu jauh dari Jawa dan Batavia sebagai pusat kekuasaan, baik pada masa kolonial maupun pascakolonial, Palembang memang menduduki posisi yang unik sekaligus ambigu.
Sebagaimana dikemukakan penulis, identitas kota ini tidak pernah betul-betul jelas: ia adalah kota keraton karena secara tradisional ada sebuah kesultanan di situ. Namun, ia adalah juga kota maritim karena lingkungan geografis kota ini didominasi dan dikelilingi air. Bukan laut tetapi sungai. Dan sungai ini tak hanya membelah kota di tengah-tengahnya, tetapi juga memotong-motong Palembang menjadi pecahan-pecahan mosaik, kalau tidak dapat dikatakan potongan-potongan puzzle, karena sungai Musi ini memecah menjadi ratusan anak sungai. Lokasinya yang strategis juga menyebabkan kota ini berfungsi sebagai kota pelabuhan karena memberi akses menuju ke pedalaman dari arah Selat Malaka yang sibuk dan penting sepanjang masa.
Dalam buku ini, juga mengungkapkan bagaimana pelbagai kekuatan sejak masa prakolonial hingga masa kemerdekaan senantiasa berupaya ‘menaklukkan’ Palembang dengan cara menciptakan jarak antara kota ini dengan penanda utamanya, yakni air. Palembang dibangun dan dikembangkan dengan perspektif daratan oleh kekuatan-kekuatan tersebut. Air yang memegang peranan penting dalam menghubungkan komunitas-komunitas yang menghidupi kota itu selalu hendak digantikan dengan sesuatu yang solid, yang mudah dibentuk dan dibingkai, sehingga, dengan demikian, lebih mudah diatur dan dikendalikan.
Maka lahirlah Jembatan Ampera yang megah, tetapi seakan mematok kota tersebut  secara lebih kaku alih-alih membiarkannya menjadi sebuah ‘kota terapung’ yang sudah menjadi kodratnya sejak semula. Ini dilakukan seiring dengan dibangunnya permukiman-permukiman baru dalam wujud bangunan-bangunan batu, yang menggeser kehidupan kota ke arah barat—menusuk ke pedalaman dan menjauh dari perairan.
Namun, kota ini memiliki kemampuan perlawanannya sendiri. Alam lingkungannya yang khas dan warganya yang multikultur rupanya menjadi senjata pamungkas dalam menolak setiap upaya penaklukan, baik oleh kekuatan elite pribuminya maupun kekuatan-kekuatan asing yang datang silih berganti. Kekuatan buku ini yang terutama terletak pada bagaimana ia mampu mengungkapkan gerakan-gerakan yang saling berbenturan itu lewat penelusuran atas sejarah kota sekaligus sejarah warga kota secara bebarengan. Sejarah Palembang dalam buku  ini pertama-tama tidak dibentuk oleh riwayat orang-orang penting dan kaum elite pembuat kebijakan kota, melainkan oleh kisah-kisah mereka yang berada di lapis bawah, yang tersingkirkan, dan yang dilemahkan. Mereka inilah yang menjadi tokoh-tokoh utama dalam kisah Palembang sebagai sebuah teks.
Buku ini berharga karena menyajikan sebuah dimensi baru yang tersimpan dalam riwayat Palembang tapi belum pernah digali secara komprehensif hingga kini. Gambaran kita tentang kota air, Venesia dari Timur, ini tak akan lagi sama dalam imajinasi kita setelah usai membaca buku ini. Kita diajak untuk memahami bahwa sesungguhnya studi atas sebuah kota adalah ibarat sebuah studi atas sesosok jasad organik yang hidup, bukan sekumpulan benda-benda mati yang dibangun dari pasir dan batu. Buku ini ditulis dengan kecintaan seorang warga—pemilik sekaligus bagian dari kota, dan bukan semata oleh seorang sejarawan yang mengamati kota secara berjarak.

Kamis, 06 September 2012

Perjuangan Kebebasan Berserikat Buruh Dimasa Orde Baru (1992-1997)

Pengarang : Dr Muchtar Pakpahan SH.MH.
Penerbit : PT Bumi Intitama Sejahtera
No ; SPPT.0196-DP-0409








Synopsis
Buku ini menjadi satu cara bagi penulis untuk menjelaskan kepada rakyat Indonesia dan dunia internasional, bahwa memperjuangkan kesejahteraan, menegakkan demokrasi, memperjuangkan penghormatan bagi hak asasi manusia, tegaknya hukum, anti diskriminasi dan keadilan sosial bukanlah pekerjaan tanpa air mata dan peluh. Tetapi di balik itu semua, adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai, jika buruh Indonesia sejahtera. Itulah pembaca, harapan yang tak akan sirna untuk digelorakan memperjuangkannya, sekalipun penjara menjadi taruhannya.

Hukum Acara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Pengarang : Ugo SH,M.H & Pujiyo SH
Penerbit : Sinar Grafika
No : SPPT.0195-DP-0409









Sinopsis Buku:
Bahan pendalaman keterampilan beracara dalam buku ini dipaparkan dalam bagan-bagan yang isinya memuat berbagai aspek hukum. Meskipun hukum acara dalam perselisihan hubungan industrial adalah bersifat “lex specialis: akan tetapi pemahaman berbagai aspek hukum acara di peradilan umum dapat menjadi pedoman untuk mendukung efektivitas proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalaui Pendekatan Mupakat

Pengarang : Prof Dr.Takdir Rahmadi S.H.LL.M
Penerbit : Rajawali Pres Jakarta
No : SPPT.0194-DP-0409








Mediasi merupakan salah satu bentuk dari alternatif penyelesaian sengketa. Mediasi adalah cara-cara penyelesaian sengketa berdasarkan pendekatan mufakat (consensual approaches) para pihak dengan bantuan pihak netral yang tidak memiliki kewenangan memutus yang disebut sebagai mediator. Dalam sistem hukum Indonesia, mediasi dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa-sengketa di luar pengadilan (court-annexed mediation) berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008.
Buku ini menelaah mediasi dari aspek konseptual dan struktural, serta keterampilan mediator (mediator skill). Faktor-faktor konseptual dan struktural antara lain, pengertian, persamaan dan perbedaannya dengan bentuk-bentuk alternatif penyelesaian sengketa lainnya, kekuatan dan kelemahan, variasi penerapannya, serta faktor-faktor budaya dan kekuatan yang mendorong mediasi dapat berlangsung. Aspek keterampilan mediator meliputi proses dan berbagai teknik atau keterampilan yang perlu dimiliki mediator agar ia dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Perjanjian Bersama Di Tingkat Global

Pengarang : ICEM
Penerbit : ICEM
No : SPPT.0193-DP-0409

Trade Union & Social Dialogue In MNC"S ( 22-24 feb-2011 bogor indonesia )

Pengarang : ICEM
Penerbit : ICEM
No : SPPT.0192-DP-0409

Selasa, 04 September 2012

Diskriminatif & Eksploitatif (praktek kerja kontrak & outsourcing buruh di sektor industri metal di indonesia)

Pengarang ; Indrasari Tjadraningsih & Rina herawati
Penerbit : Akatiga Pusat Analisis Sosial
No ; SPPT.0191-DP-0409









Praktek kerja kontrak dan outsourcing buruh mulai muncul dan terus-menerus meluas sejak UU 13/2003 diberlakukan. Praktek yang merupakan wujud dari konsep Labour Market Flexibility atau LMF yang diperlukan untuk melemaskan kekakuan peraturan ketenagakerjaan melalui kemudahan merekrut dan memecat buruh. Di satu pihak, praktek ini secara umum telah menguntungkan perusahaan, akan tetapi dengan harga yang harus dibayar dengan memburuknya kesempatan kerja, kondisi kerja, dan kesejahteraan buruh sekaligus.

Hasil penelitian ini menemukan berbagai pelanggaran terhadap UU dan peraturan-peraturan terkait dan terhadap lima konvensi ILO tentang hak dasar buruh; kebebasan berserikat, perundingan kolektif, persamaan remunerasi, perlindungan sosial dan anti-diskriminasi. Penelitian ini mengungkapkan praktek pembedaan hak-hak buruh outsourcing dari buruh tetap, meskipun mereka bekerja di tempat kerja dan dengan jumlah jam kerja yang sama.
(Tersedia dalam bahasa Indonesia)

Rakyat Berhak Berobat Gratis

Pengarang : Fspmi
Penerbit : Fspmi
No : SPPT.0190-DP-0409

Hak Rakyat Berobat Gratis

“Gila…ini gila…padahal kakek dan nenek gua ikut berjuang buat memerdekakan negeri ini. Tapi buyutnya, mati tanpa bisa berobat!”
Dalam UUD 1945 jelas tercantum landasan hukum jaminan sosial untuk rakyat, yakni pasal 28H ayat 3 yang menyatakan: “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”. Dalam pasal 34 ayat 2 dinyatakan: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.
Selain itu, ada UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang disahkan pada 19 Oktober 2004. UU ini diharapkan menjadi UU payung untuk mewujudkan amanat konstitusi dengan memperbaiki kinerja sistem jaminan sosial. Dalam pasal 1 ayat 1 UU ini, ditegaskan bahwa: “Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak”. Jaminan yang terdapat dalam UU ini adalah Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian.
Namun demikian, apa yang dicita-citakan itu tidak kunjung menjadi kenyataan. UU SJSN belum terlaksana, karena hingga batas akhir 5 tahun sejak UU tersebut disahkan  pada 19 Oktober 2009, UU tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak terwujud. Hal itu membuktikan tidak adanya niat baik pemerintah untuk memberikan perlindungan melalui jaminan sosial bagi tiap warga tanpa terkecuali.
Itulah yang membuat Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) , suatu gerakan yang memperjuangkan jaminan kesehatan seumur hidup untuk semua rakyat, meluncurkan buku sebagai cara agar tiap orang dapat membaca komik dengan judul “Rakyat Berhak Berobat Gratis”. Dengan komik ini diharapkan agar masyarakat mengerti mengenai haknya, yang harus dijamin oleh negara. Komik ini mengisahkan kehidupan nyata di masyarakat yang terdiskriminasi oleh kondisi ekonomi untuk mendapatkan jaminan sosial, salah satunya yakni layanan kesehatan yang memadai. Kisah yang diangkat dalam komik ini ialah mengenai Sadikin yang memiliki seorang anak dan istri, yang di-PHK dari tempat kerjanya dengan alasan kontrak kerja telah habis; tanpa mendapat pesangon dan hak-hak lainnya. Saat yang sama, anaknya sakit keras dan butuh perawatan. Karena tidak mempunyai KTP DKI, Sadikin tidak mendapatkan Surat Keterangan Miskin agar anaknya dapat dirawat. Kisah lainnya mengenai Jamila, janda beranak satu yang tinggal di kolong jembatan. Ia harus kehilangan anaknya, karena semua RS tak mau menerimanya. “Gue udah coba datengin banyak rumah sakit, tapi semua nolak ngerawat anak gue karena gue gak bisa kasih uang muka”, ungkap Jamila.
Selain kisah Sadikin dan Jamila, ada kisah lainnya yang diangkat dalam komik ini. Kisah-kisah tersebut mengambarkan apa yang terjadi di negeri ini, ketika sakit susah mendapatkan layanan kesehatan karena tidak mampu membayarnya. Sementara program kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah susah untuk diakses karena prosedur berbelit yang harus dilalui.
Dalam komik ini disebutkan, bahwa dari 235,7 juta rakyat Indonesia, hanya sekitar 95,1 juta (39%) orang yang tercakup dalam berbagai skema Jaminan Kesehatan (BPS, 2010).  Itu artinya, 140 juta lebih rakyat Indonesia semakin miskin ketika menderita  sakit karena tak mampu menanggung  beaya pengobatan yang makin hari bertambah mahal. Tak hanya itu, komik ini pun memaparkan dari sekitar 31 juta buruh formal, hanya sekitar 9 juta (27%) yang diikutkan dalam program Jamsostek dan tidak sampai 19% dari sekitar 70 juta buruh informal, termasuk petani, nelayan, PRT (Pekerja Rumah Tangga) dan TKI mendapatkan jaminan sosial (Jamsostek, 2010).
Komik ini juga menjelaskan prinsip yang dianut jaminan kesehatan, yakni prinsip ekuitas di mana tiap orang memperoleh kesamaan dalam mendapatkan layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya, yang tidak terikat dengan besaran iuran atau siapa yang membayarkan iurannya.
Oleh karena itu, yang harus dilakukan agar UU SJSN berjalan dan rakyat mendapatkan jaminan sosial yang menjadi haknya, yakni pemerintah harus membuat UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), 11 peraturan pemerintah, dan 10 peraturan presiden.
Akhir cerita komik ini bahwa KAJS akan terus memperjuangkan pelaksanaan jaminan sosial dengan cara:
1.    Membuat konsep-konsep yang disampaikan kepada DPR dan pemerintah;
2.    Melakukan lobby kepada parlemen, lembaga-lembaga, dan tokoh masyarakat;
3.    Seruan masal damai dan menyeluruh di depan istana negara, dan kantor-kantor pemerintah, serta DPR;
4.    Melakukan upaya-upaya hukum demi tegaknya SJSN.

 




Menuju Upah layak ( survai upah buruh tekstil dan garmen di indonesia )

Pengarang : Indrasari Tjadraningsih & Rina Herawati
Penerbit ; Akatiga Pusat Analisis Sosial
No : SPPT.0189-DP-0409









Data-data ini diperoleh melalui sebuah studi yang dilakukan terhadap buruh-buruh yang bekerja di 50 (lima puluh) pabrik yang tersebar di 9 (sembilan) kabupaten (Jakarta Utara, Serang, Kabupaten dan Kota Tangerang, Bogor, Sukabumi, Semarang, Sukoharjo dan Karanganyar) di 4 (empat) propinsi (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah) yang merupakan pusat industri tekstil dan garmen di Indonesia.
Studi ini bertujuan mengumpulkan informasi untuk membangun konsep dan kebijakan upah minimum, untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas buruh serta memanggil negara untuk berbagi tanggungjawab dengan pengusaha dalam menyejahterakan buruh.

Tantangan Eksekutif Masa Depan Nasihatterahir Dari Bapak Manajement Modrent ( The definitive drucker )

Pengarang : Elisabeth Haas Edersheim
Penerbit ; PT Bhuana Ilmu Populer
No : SPPT.0188-DP-0409









Tantangan Eksekutif Masa Depan- Nasihat Terakhir dari Bapak Manajemen Modern
The Definitive Drucker menangkap konsep manajemen yang penuh visi dari Drucker, menerapkannya pada risiko bisnis dan kesempatan–kesempatan penting yang muncul di masa mendatang, serta menggambarkan pandangan Drucker dalam praktik bisnis saat ini, perubahan ekonomi, dan tren hal – hal yang pernah diramalkan beberapa dekade sebelumnya.
Pandangan Drucker dibagi menjadi lima tema utama yang dibutuhkan oleh organisasi modern untuk menciptakan masa depan :
• Berhubungan dengan costumer
• Berinovasi dan melepas
• Membangun kerja sama yang bertahan lama
• Menarik dan menumbuhkan para pekerja pengetahuan
• Menciptakan pengambilan keputusan yang disiplin
The Definitive Drucker adalah penghargaan kepada sosok luar biasa ini serta karya yang dihasilkannya selama hidup, dan juga merupakan kesempatan khusus untuk mempelajari nasihat–nasihat terakhir Drucker tentang menyusun strategi, menyelesaikannya, dan berhasil dalam waktu yang lama.